SINTESIS LIGAN KELAT
4-BENZOIL-1-FENIL-3-METIL-2-PIRAZOLIN-5-ON DAN
APLIKASINYA
PADA EKSTRA KSI ION NIKEL DALAM LARUTAN
ABSTRACT
The aim of this research is to extract
cobalt ion from solution with a chelate ligand , 4-benzoyl-3- ethyl-1-phenyl-2-pyrazolin-5-one (HPMBP). The
synthesis of HPMBP was conducted by desolving 3-
ethyl-1-phenyl-2-pyrazolin-5-one in 1,4-dioxane and was reflux with benzoyl
chloride at 100-120 0C
for 30 minutes and used calcium hydroxide as a catalyst. The result showed that
the crystals of HPMBP is yellowish white in color that has melting point of
86-87 0C
with synthesis efficiency of 72.6%. The crystal structure was determined using
IR-spectrophotometer with KBr pellet method and by H-NMR spectrophotometer
using CDCl3 as
a solvent. The result also showed that the optimum pH extraction is 4.4 (%E =
93) with extraction constant of 5.56 x 10-2.
Key words : 4-benzoyl-3-methyl-1-phenyl-2-pyrazolin-5-one (HPMBP),
extraction, nickel
PENDAHULUAN
Analisis kimia sering diperlukan bahwa
suatu ion logam harus diekstraksi dari fasa air ke fasa organik seperti benzen,
kloroform dll. Ekstraksi ini perlu dilakukan agar ion logam tersebut terpisah
dari ion logam lain yang dapat mengganggu dalam penetapannya atau karena ion
logam itu sendiri bersifat sebagai pengotor yang mengganggu pada penetapan ion
logam lain. Agar ion-ion tersebut dapat diekstraksi ke dalam fasa organik yang
tidak bersifat polar, maka ion-ion tersebut harus diubah menjadi bentuk molekul
yang tidak bermuatan. Bentuk molekul yang dimaksud itu biasanya suatu kompleks
yang tidak bermuatan, yaitu kompleks kelat (sepit) atau kompleks asosiasi ion.
Syarat tidak bermuatan ini diperlukan agar kompleks
logam
tersebut sifatnya sesuai dengan sifat pelarut organik yang tidak polar.
Kimia koordinasi sebagai bidang
penelitian merupakan bidang penelitian yang relatif baru, meskipun kimia
koordinasi sebagai proses telah sangat lama dikenal terutama dalam proses
ekstraksi pelarut. Penelitian tentang ekstraksi ion-ion logam dengan
menggunakan ligan kelat konvensional seperti ditizon dan oksin atau turunannya
telah banyak dilakukan, antara lain
diperoleh bahwa ion-ion lantanida telah dapat diekstraksi menggunakan
2-metil-
8-kuinolin
dengan konstanta ekstraksi yang sangat
kecil yaitu untuk La = 1,2 x 10-20 dan
untuk Yb = 1,3 x 10-19 dengan
menggunakan pengkelat mono-2-etilheksil- asam fosfat mono-2-etil-heksil ester,
ion kobal dan nikel dapat diekstraksi dengan konstanta ekstraksi berturut-turut
7,53 x 10-7 dan
1,5 x 10-11 (Dreisinger
and Cooper, 1986). Selain dari pada itu ion timbal dapat diekstraksi secara
optimum dengan ditizon pada pH 8,2 dengan konstanta ekstraksi (Keks)
sebesar 1,5 x 10-7,
sedangkan ion kadmium dapat terekstraksi dengan ligan kelat oksin pada pH
optimum 7,6 dan memberikan konstanta ekstraksi sebesar 7,8 x 10-6
(Hamzah, 1998). Dari hasilhasil penelitian tersebut
terlihat bahwa konstanta ekstraksi yang
diperoleh sangat
kecil
; hal ini menunjukkan bahwa angka banding distribusi dan persen ekstraksi yang
diperoleh pada sistem ekstraksi tersebut juga kecil karena konstantaekstraksi
berbanding lurus dengan angka banding distribusi dan juga persen ekstraksi.
Penelitian ini menunjukkan bahwa tanpa
menggunakan efek sinergis dari ligan pembantu, ketiga logam tersebut tidak
dapat diekstraksi dengan hasil yang maksimal. Padahal dalam proses ekstraksi
diharapkan semua logam dapat terekstraksi satu kali oleh satu ligan
karena
penggunaan lebih dari satu ligan adalah tidak efisien. Dari gejala diatas maka
diduga bahwa salah satu penyebab kecilnya konstanta ekstraksi yang diperoleh
terletak pada jenis ligan kelat yang digunakan.
Penelitian yang berhubungan dengan usaha
untuk mengsintesis dan menggunakan ekstraktan ligan kelat betadiketon dari
turunan pirazolon dalam ekstraksi logam telah berkembang dengan cepat. Hal ini
disebabkan karena sebelum turunan pirazolon ini banyak
digunakan,
senyawa beta-diketon yang secara luas
digunakan dalam proses ekstraksi logam yaitu tenoiltrifluoroaseton (HTTA),
ternyata preparasinya sukar dan biaya produksinya mahal. (Jia, 1988) telah
mengsintesis senyawa ekstraktan kelat 1-fenil-3-metil-4- benzoil-5-pirazolon
(HPMBP) melalui reaksi asilasi Schotten Baumann yang diikuti dengan
penataan ulang Fries dan menggunakannya untuk ekstraksi beberapa logam
antara lain Pu (IV) dan Th (IV) serta membandingkannya dengan ekstraktan kelat
HTTA. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa
konstanta
ekstraksi dengan HPMBP adalah 10 kali lebih besar dari konstanta ekstraksi
dengan HTTA ; juga diperoleh nilai pH1/2 untuk
0,01M HP BP relative sama dengan nilai pH1/2
untuk 0,2M HTTA. Dengan kata lain jumlah HPMBP yang
digunakan dalam ekstraksi adalah
1/20
jumlah HTTA pada kondisi yang sama dan juga telah melakukan kajian tentang
ekstraksi sinergis uranium dari larutan asam nitrat dan asam sulfatnya dengan
ekstraktan pirazolon bersamasama dengan
senyawa organofosfor netral seperti tributil fosfat (TBP) dan asam organofosfor
seperti [asam di-(2- etil-heksil)-fosfat], HDEHP. Hasilnya menunjukkan bahwa koefisien
ekstraksi dengan ekstraktan campuran lebih besar dari ekstraktan tunggalnya.
HPMBP telah terbukti cukup efektif pada ekstraksi-ekstraksi unsure radio aktif
dan logam tanah jarang (Roy and Nag, 1978). Ekstraksi lanthanum (III), europium
(III) dan lutetium (III) ke dalam kloroform dengan menggunakan
1-fenil-3-metil-4-benzoil-5-pirazolon terfluorinasi telah dilakukan oleh Saleh,
HPMBP juga telah digunakan untuk ekstraksi logam timbal (Hamzah dan Pulukadang,
1998).. serta logam kadmium (Hamzah, B., 2006). Hassib, dan Latif Abdel (2003)
meneliti tentang studi konduktimetri, spektrometri dan potensiometri dari
beberapa senyawa 3-fenil-4-arilazo-5- pirazolon dan kompleksnya dengan kobal.
Studi termal dan spektroskopi dari kompleks scandium dengan 1-fenil-3-
metil-4-benzoil-5-pirazolon juga telah dilakukan (Akama 2005). Ligan kelat 1-
fenil-3-metil-4-etanoil-5-pirazolon, HPMEP, telah berhasil disintesis oleh
Hamzah (2006).
Oleh karena itu, penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan utama untuk mengembangkan teknik analisis pemisahan
kimia unsur logam dalam orde trace dengan menggunakan ekstraktan ligan
kelat turunan pirazolon. Langkah pertama dalam penelitian ini adalah
mengsintesis ekstraktan 4-benzoil-1-fenil-3-metil-2- pirazolin-5-on (HPMBP)
dalam pelarut 1,4-dioksan. Kemurnian kristal hasil sintesis diuji dengan
penentuan titik leleh
dan
dilanjutkan dengan penentuan struktur menggunakan Spektrofotometer IR dan
H-NMR. Untuk mengaplikasikannya pada proses ekstraksi, maka pada tahap kedua
dilakukan ektraksi ion nikel dalam larutan dengan variasi pH untuk menentukan
pH optimum ekstraksinya dan menentukan konstanta ekstraksi, K.eks
.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan informative bagi pengembangan kajian proses ekstraksi
pelarut dalam bidang-bidangyang terkait seperti kimia koordinasi, radiokimia,
hidrometalurgi, kimia lingkungan dan lainnya. Sumbangan aplikatif diharapkan
dapat diberikan bagi pengembangan bidang pertambangan dan teknologi mineral,
pengembangan prosedur analisis kimia dan penanganan logam-logam berbahaya dari
limbah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar