Jumat, 31 Mei 2013

Algoritma Pengelompokan Mesin



ALGORITMA PENGELOMPOKKAN MESIN-KOMPONEN FLEKSIBEL DIDASARKAN PADA TEKNIK TEKNOLOGI KELOMPOK (ALGORITMA PERREGO)
Ir. UKURTA TARIGAN, MT
Fakultas Teknik
Jurusan Teknik Industri
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Algoritma Perrego, menyajikan bentuk sel-sel mesin didasarkan pada bobot kepentingan part yang diproduksi. Klasifikasi dan pengkodean (C&C) dan analisa aliran produksi (PFA) disintesa ke dalam satu algoritma tunggal dengan mengkombinasikan metode kesamaan koefisien dan algoritma identifikasi kelompok (cluster). Hasil dan keuntungan algoritma ini adalah utilisasi dari informasi morpologi, seperti kebutuhan jumlah produksi manufaktur, dengan atribut teknologi dari part; sel-sel yang terbentuk dari jumlah part yang minimum dan dibawa antara sel-sell. Algoritma tersebut juga membandingkan ekonomis dari duplikasi mesin untuk pembentukan sel-sel yang bebas.

Silakan Donwload:


Kamis, 30 Mei 2013

ALAT PENUKAR KALOR

 ALAT PENUKAR KALOR
 PERANCANGAN DAN SIMULASI 3D ALAT PENUKAR KALOR TIPE SELONGSONG DAN TABUNG
 ABSTRAK
Skripsi ini membahas perancangan alat penukar kalor tipe selongsong dan tabung yang berfungsi sebagai pemanas air dengan memanfaatkan emisi gas buang sebagai media pemanas. Perencanaan ini dilakukan karena kinerja alat penukar kalor tidak sesuai dengan kebutuhan karena temperatur gas buang keluar lebih tinggi dari yang diharapkan.Perancangan berdasarkan dari jurnal “Studi Ekperimental Efektivitas Alat Penukar Kalor Shell and Tube dengan Memanfaatkan Gas Buang Mesin Diesel Sebagai Pemanas Air” oleh Zainnudin dan dilakukan perancangan ulang komponen-komponen alat penukar kalor yang disesuaikan standar TEMA. Rancangan dilakukan dengan menggunakan tiga alternatif yaitu APK 1 – 1 lintasan. APK 1 – 2 lintasan dan APK 1 – 4 lintasan.
Rancangan alat penukar kalor hanya dilakukan pada putaran mesin 1500 rpm dan beban 0 kW. Desain alat penukar kalor yang optimal dipilih adalah 1 – 4 lintasan karena efektivitas alat penukar kalor yang dihasilkan paling tinggi dibandingkan dua alternatif lainnya sebesar 83,35 %.
Metode Kern lebih mudah diaplikasikan dalam perhitungan perpindahan panas karena merupakan metode yang paling sederhana, namun metode ini akan memberikan hasil yang kurang akurat karena banyak faktor-faktor yang diabaikan. Metode Bell – Delaware akan memberikan hasil yang lebih akurat, namun akan diperlukan banyak parameter yang harus diketahui Analisis aliran fluida dengan perangkat lunak SolidWorks Flow Simulation menghasilkan solusi yang cukup akurat atau sesuai analisis teroritis sehingga dapat dijadikan pedoman dalam perancangan sistem fluida karena ini dari perangakat lunak tersebut dapat diketahui fenomena-fenomena yang terjadi dalam sistem fluida yang dirancang. Hasil Skripsi ini diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk menggantikan alat penukar kalor yang ada.
Kata kunci: Alat penukar kalor, lintasan, air, gas buang, Metode Kern, Metode Bell – Dellaware, simulasi

Silakan Download
  1.  Cover.pdf
  2.  Abstract.pdf
  3. Appendix.pdf
  4. Chapter I.pdf
  5. Chapter II.pdf
  6. Chapter III-V.pdf
  7. Reference.pdf


Rabu, 20 Februari 2013

Konfigurasi Hub. Belitan Transformator 3 fasa

Pada artikel Transformator disini, telah dibahas mengenai klasifikasi transformator dan bagian-bagian transformator, dan kemudian diikuti dengan artikel selanjutnya tentang bagian-bagian transformator dan peralatan proteksinya disini. Rangkaian artikel mengenai transformator dilengkapi pula dengan artikel mengenai perawatan dan pemantauan kondisi transformator saat bekerja disini.
Sedangkan artikel kali ini akan dibahas secara umum, Hanya mengenai hubungan-hubungan belitan pada transformator 3 fasa. Dan jika anda ingin mengetahui besarnya nilai tegangan, arus dan daya pada masing-masing hubungan, anda dapat membacanya pada artikel disini.
         Transformator 3 fasa pada dasarnya merupakan Transformator 1 fase yang disusun menjadi 3 buah dan mempunyai 2 belitan, yaitu belitan primer dan belitan sekunder. Ada dua metode utama untuk menghubungkan belitan primer yaitu hubungan segitiga dan bintang (delta dan wye). Sedangkan pada belitan sekundernya dapat dihubungkan secara segitiga, bintang dan zig-zag (Delta, Wye dan Zig-zag). Ada juga hubungan dalam bentuk khusus yaitu hubungan open-delta (VV connection).

Konfigurasi Transformator 3 Fasa
Transformator hubungan segitiga-segitiga (delta-delta)

Gbr.Hubungan delta-delta (segitiga-segitiga).
Pada gambar 1 baik belitan primer dan sekunder dihubungkan secara delta. Belitan primer terminal 1U, 1V dan 1W dihubungkan dengan suplai tegangan 3 fasa. Sedangkan belitan sekunder terminal 2U, 2V dan 2W disambungkan dengan sisi beban. Pada hubungan Delta (segitiga) tidak ada titik netral, yang diperoleh ketiganya merupakan tegangan line ke line, yaitu L1, L2 dan L3.
Dalam hubungan delta-delta (lihat gambar 1), tegangan pada sisi primer (sisi masukan) dan sisi sekunder (sisi keluaran) adalah dalam satu fasa. Dan pada aplikasinya (lihat gambar 2), jika beban imbang dihubungkan ke saluran 1-2-3, maka hasil arus keluaran adalah sama besarnya. Hal ini menghasilkan arus line imbang dalam saluran masukan A-B-C. Seperti dalam beberapa hubungan delta, bahwa arus line adalah 1,73 kali lebih besar dari masing-masing arus Ip (arus primer) dan Is (arus sekunder) yang mengalir dalam lilitan primer dan sekunder. Power rating untuk transformator 3 fasa adalah 3 kali rating transformator tunggal.

Gbr.Diagram Hubungan Delta-Delta Transformator 3 Fasa Dihubungkan Pembangkit Listrik dan Beban (Load)

Transformator hubungan bintang-bintang (wye–wye)
 Gbr. Hubungan Belitan Bintang-bintang.
Read more